Sabtu, 10 Januari 2009

Guru Spiritual Pendiri Bangsa

Tak ada seorang pun penduduk Bangkalan dan Madura yang tak kenal keturunan Bani Cholil. Mereka mewarisi tradisi intelektual panjang, diawali dengan pendirian pondok pesantren di daerah Jangkibuan dan Demangan. Karena perkembangan yang sangat pesat, sejumlah pesantren yang dikelola anak-cucu Kiai Cholil lalu diberi label Al-Kholili di belakangnya, seperti Pesantren Al-Muntaha al-Kholiliyah, Pesantren Nurul Kholil, Pesantren Sirojul Kholil, Pesantren An-Nashiriyah Al-Kholiliyah, dan banyak lagi.


Walau Kiai Cholil dikenal sebagai sesepuh organisasi NU, namun sesungguhnya ia menjadi guru dan teman diskusi bagi para tokoh nasional, termasuk KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), HOS Tjokroaminoto (SI), dan A. Hassan (Persis). Bahkan, Soekarno pernah diajak Tjokroaminoto untuk bertemu dan berdiskusi dengan Kiai Cholil beberapa kali. Berikut daftar murid Syaikhona Cholil yang kemudian dikenal sebagai tokoh-tokoh umat:


1. KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama.

2. KHR. As’ad Syamsul Arifin, Pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo Asembagus, Situbondo.

3. KH. Wahab Hasbullah, Pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang. Pernah menjabat sebagai Rais Aam NU (1947-1971).

4. KH. Bisri Syamsuri, Pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang.

5. KH. Maksum, Pendiri Pondok Pesantren Rembang, Jawa Tengah.

6. KH. Bisri Mustofa, Pendiri Pondok Pesantren Rembang dan ahli tafsir pengarang kitab Al-Ibriz (3 jilid).

7. KH. Muhammad Siddiq, Pendiri Pesantren Siddiqiyah, Jember.

8. KH. Muhammad Hasan Genggong, Pendiri Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong.

9. KH. Zaini Mun’im, Pendiri Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

10. KH. Abdullah Mubarok, Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, Jawa Barat.

11. KH. Asy’ari, Pendiri Pesantren Darut Tholabah, Wonosari, Bondowoso.

12. KH. Abi Sujak, Pendiri Pesantren Astatinggi, Kebun Agung, Sumenep.

13. KH. Ali Wafa, Pendiri Pondok Pesantren Temporejo, Jember.

14. KH. Toha, Pendiri Pondok Pesantren Bata-bata, Pamekasan.

15. KH. Mustofa, Pendiri, Pondok Pesantren Macan Putih, Blambangan.

16. KH Usmuni, Pendiri Pondok Pesantren Pandean Sumenep.

17. KH. Karimullah,Pendiri Pondok Pesantren Curah Damai, Bondowoso.

18. KH. Manaf Abdul Karim, Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

19. KH. Munawwir , Pendiri Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.

20. KH. Khozin, Pendiri Pondok Pesantren Buduran, Sidoarjo.

21. KH. Nawawi, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.

22. KH. Abdul Hadi, Lamongan.

23. KH. Zainudin, Nganjuk.

24. KH. Maksum, Lasem.

25. KH. Abdul Fatah, Pendiri Pondok Pesantren Al Fattah, Tulungagung.

26. KH. Zainul Abidin, Kraksan, Probolinggo.

27. KH. Munajad, Kertosono.

28. KH. Romli Tamim, Rejoso, Jombang.

29. KH. Muhammad Anwar, Pacul Bawang, Jombang.

30. KH. Abdul Madjid, Bata-bata, Pamekasan.

31. KH. Abdul Hamid bin Itsbat, Banyuwangi.

32. KH. Muhammad Thohir Jamaluddin, Sumber Gayam, Madura.

33. KH. Zainur Rasyid, Kironggo, Bondowoso.

34. KH. Hasan Mustofa, Garut, Jawa Barat.

35. KH. Raden Fakih, Maskumambang, Gresik.

36. KH. Sayyid Ali Bafaqih, Pendiri Pesantren Loloan Barat, Negara, Bali


[Penulis Saad Saefullah. Dimuat Majalah Profetik, Edisi 2/Desember 2008]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar