Rabu, 25 Februari 2009

PKS Dapat Dukungan Kiai Muda NU

Bogor (ANTARA News) - Calon Anggota DPR RI dari PKS untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur 11 Drs Sapto Waluyo, MSc mengemukakan bahwa perluasan basis sosial-tradisional yang menjadi garis kebijakan dalam Falsafah Dasar dan Platform Kebijakan Pembangunan PKS mulai mendapatkan dukungan kalangan kiai muda dari Nahdlatul Ulama (NU) di Madura.

Dalam kaitan itu, maka tokoh muda NU yang tergabung dalam PKS tak hanya berstatus penggembira, namun menempati posisi strategis dalam daftar calon legislatif (Caleg), seperti di DPRD II di sejumlah Kabupaten di "Pulau Garam" itu, katanya dalam penjelasan melalui surat elektronik kepada ANTARA di Bogor, Rabu.

Sapto Waluyo berada di Sampang, Madura menghadiri acara pelantikan DPC (Dewan Pengurus Cabang) dan DPRa (Dewan Pengurus Ranting) yang dihadiri Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PKS Dr Moh Razikun, Ketua DPD PKS untuk Kabupaten Sampang KH Abdurrahman Shaleh, Lc dan tokoh kiai setempat.

Ia mengatakan, dukungan kaiu muda dari kalangan "nahdliyyin" --sebutan populer untuk warga NU itu-- bahwa PKS hadir untuk kepentingan seluruh umat dan bangsa.

Dikemukakannya bahwa mungkin pada awalnya PKS hanya didukung kalangan muda perkotaan dan terpelajar. "Namun saat ini setelah 10 tahun berkiprah, dukungan meluas hingga pelosok desa dan kota," kata Sapto Waluyo, lulusan jurusan Hubungan Internasional Fisip Universitas Airlangga (Unair), yang masih tercatat sebagai Anggota Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS itu.

Ditegaskannya lagi bahwa tokoh muda NU yang tergabung dalam PKS tak hanya berstatus penggembira, namun menempati posisi strategis dalam daftar Caleg DPRD, misalnya A Robik Jaizi, MSi (Dapil 2 Kedundung-Tamblengan, Sampang) dan Drs. Imam Cahyono (Dapil 5, Omben-Pangarengan, Sampang).

Sedangkan wakil unsur NU di Kabupaten Bangkalan lebih banyak lagi, seperti Drs Ennen Hamzah (Bangkalan-Kamal), Drs Masduki (Galis-Tanah Merah), Nyai Musfiroh (Labang-Kwanyar), H Mahally dan Ali Rachbini (Blega-Modung) yang semuanya memiliki jabatan struktural di MWC (Majelis Wilayah Cabang) NU.

Di antara hadirin juga tampak tokoh kiai setempat, antara lain KH Thoha Kholili (Pengasuh Ponpes Al-Muntaha Al-Kholiliyah, Bangkalan), KH Ainul Faqih (Ponpes Hidayatul Mubtadi`in, Kedundung) dan KH Syaiful Bihar (Ponpes Al-Banna, Sokobanah).

Sejumlah kiai yang telah menyatakan dukungan terbuka kepada PKS, namun belum sempat hadir, katanya, adalah KH Zain Abdurrahman (Pendiri Lembaga Darissalam, Pamekasan), KH Husain Arjas Jamad (Ponpes Raudlatul Amien, Kangean, Sumenep) dan KH Ad-Dailami (Ponpes Abu Hurairah, Sapeken, Sumenep).

"Mereka semua mewakili generasi baru para kiai yang mulai terbuka orientasi politiknya, tak lagi melihat PKS sebagai ancaman tradisi," katanya.

Catat kejutan

Menurut Sapto Waluyo, PKS selama ini dikenal sebagai partai urban dan modernis. Namun, Pemilihan Umum 2009 diyakini akan mencatat kejutan karena wajah "rural" dan tradisional PKS mulai mencuat.

Hal itu terlihat dalam acara pelantikan DPC (Dewan Pengurus Cabang) dan DPRa (Dewan Pengurus Ranting) yang digelar di Sampang, Madura, yang dihadiri 1000 kader dan simpatisan PKS yang menabalkan diri sebagai "Relawan 8 untuk Kebangkitan Madura".

Ketua DPD PKS Kabupaten Sampang KH Abdurrahman Shaleh, Lc menjelaskan, dirinya baru melantik 14 DPC baru di kabupaten Sampang dan 120 DPRa di berbagai kelurahan. Sementara di Bangkalan (18 DPC), Pamekasan (13) dan Sumenep (27).

"Artinya, seluruh kecamatan di Madura telah ada pengurus PKS-nya. Dari 29 kelurahan dan 959 desa di Pulau Garam, sudah terisi 357 DPRa, yakni 36,3 persen. Dalam satu bulan ke depan ditargetkan 90 persen kelurahan/desa telah terbentuk DPRa," kata Abdurrahman, yang juga menjadi guru Pesantren Al-Ittihad al-Islamiyah, Camplong.

Ia mengatakan, permohonan menjadi kader dan pengurus sangat banyak. Selain itu, juga kebutuhan saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) amat mendesak.

Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PKS Moh Razikun menyatakan apresiasi atas kerja keras kader PKS, terbukti banyak pengurus dan simpatisan yang harus menempuh perjalanan 50 kilometer lebih dengan naik motor atau angkutan umum.

"Masa depan PKS sangat ditentukan inisiatif dan kerja keras teman-teman di cabang dan ranting. Anda semua ujung tombak PKS untuk melakukan pelayanan dan pendekatan kepada kelompok tradisional yang menjadi basis baru PKS," katanya.

Karena itu, target perolehan suara 20 persen dalam Pemilu tahun ini menjadi masuk akal berkat dukungan akar rumput, demikian Razikun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA